Neraka Or Surga

Neraka Or Surga
Neraka Atau Surga

Minggu, 22 Januari 2012

Bahaya Rokok

"Santri/Siswa Dilarang Merokok!" Why?                                   Cara Berhenti Merokok
 
          
 

Bahaya Merokok

Merokok itu bahaya lo, karena itu banyak lembaga pendidikan yang melarang para murid/santri untuk merokok, salah satunya pondok Pesantren Annur Azzubaidi. Di Pondok ini santri dilarang keras merokok, apabila ada ketahuan yang merokok maka akan diberikan sangsi, biasanya didenda, dibotak, dan direndam. Maksud dari adanya larangan ini adalah agar para santri tidak terkena dampak negatif dari merokok.
Berhenti merokok sekarang berarti Anda bisa menjalani hidup lebih sehat dan bahagia. Seperti yang Anda sudah tahu bahwa bahaya merokok buruk bagi diri sendiri dan semua orang yang ada di sekitarnya. Pelan tapi pasti bahaya merokok pasti bisa dirasakan.
bahaya merokok
Ada banyak hal tentang bahaya merokok yang patut di ketahui. Tahukah Anda jika merokok bisa meningkatkan kecenderungan untuk terkena masuk angin dan flu? Menurut riset jika seseorang itu perokok aktif, akan beresiko lebih sering mengalami masuk angin, bronchitis dan flu. Secara tidak sadar Anda juga bisa menularkan penyakit ini pada orang lain. Inveksi virusnya bisa ditularkan melalui asap rokok yang Anda keluarkan.
Merokok juga dapat menyebabkan kanker, penyakit jantung, stroke dan meningkatkan kolesterol. Jantung akan terpengaruh secara langsung karena pembuluh darah membangun jaringan lemak lebih cepat disekitarnya. Sehingga arteri tidak akan cukup cepat untuk memompa darah yang bisa mendukung kebutuhan alami jantung. Akibatnya terjadi pembekuan darah, merusak pembuluh darah dan pada akhirnya menyebabkan penyumbatan yang bisa berakhir dengan stroke bahkan kematian.
Jika Anda perokok aktif, jangan anggap Anda saja yang beresiko terkena penyakit. Orang lain yang menghirup asap rokok Anda juga berpeluang besar mempunyai penyakit yang mematikan. Karena asap rokok mengandung karbon monoksida dan tar yang juga menjadi racun dalam tubuh mereka.
Ada bahaya merokok bagi kesehatan balita atau bayi Anda. Merokok selama kehamilan bisa mengakibatkan gangguan  dan kelainan pada janin. Para ahli menemukan bayi yang ibunya merokok selama kehamilan lahir dengan saluran udara yang lebih kecil. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap masalah pernapasan setelah lahir. Masalah-masalah pernapasan dapat menempatkan bayi pada resiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak.
Selain itu, bayi yang lahir dari ibu yang merokok secara signifikan memiliki waktu tidur malam yang lebih pendek. Bayi yang terkena asap tembakau sebelum kelahiran jauh lebih mudah menderita penyakit pernafasan dan infeksi yang juga dapat memberi kontribusi kepada penurunan kualitas tidur di malam hari.
Rokok itu mahal, namun kesehatan jauh lebih mahal. Jika kenikmatan rokok itu tidak sebanding dengan akibat yang akan Anda rasakan, apakah adil jika kebiasaan itu diteruskan?
Lihat di sini cara berhenti merokok dengan pengganti rokok.

Bahaya Merokok.

Sebanyak 34,58 persen pelajar tingkat SLTA sederajat di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara merupakan perokok aktif berdasarkan hasil survei OS Institute.
Direktur sekaligus peneliti OS Institute, Abdul Firman Kursin, tadi malam, mengatakan pihaknya telah melakukan survei secara acak (multistage random sampling) pada 31 Mei-2 Juni 2010 terhadap 103 pelajar yang tersebar di berbagai sekolah di Serdang Bedagai.
Dari survei secara proporsional itu diketahui 34,58 persen pelajar mengaku sebagai pengonsumsi rokok secara aktif, sedangkan sisanya mengaku tidak merokok (42,89 persen), sesekali merokok (15,25 persen) dan tidak bersedia menjawab (7,28 persen).
Dari 103 pelajar itu diketahui kebiasaan merokok disebabkan adanya pengaruh dan ajakan teman (52,13 persen), ingin dianggap jantan (27,70 persen) dan keinginan sendiri (12,54 persen).
Namun sebanyak 17,63 persen dari pelajar di Serdang Bedagai itu tidak memberikan jawaban ketika dipertanyakan alasan mereka mengonsumsi rokok.
Meski demikian, katanya, pihaknya menemukan adanya kesadaran dan alasan tertentu pada sebagian pelajar di Serdang Bedagai yang tidak bersedia mengonsumsi rokok.
Dari survei yang dilakukan, pelajar itu tidak merokok karena takut dengan guru dan orang tua (43,28 peresn), alasan kesehatan (32,12 persen) dan larangan agama (9,78 persen). Namun 14,82 persen tidak menjelaskan alasan mereka tidak merokok.
Dikatakan, meski jumlah responden survei belum terlalu banyak, tapi telah dapat menggambarkan mengenai pengaruh rokok terhadap kalangan pelajar SLTA di Serdang Bedagai.
Kalangan orang tua dan pelaku pendidikan di Serdang Bedagai layak mewaspadai perkembangan anak-anak dan siswa didiknya, karena jumlah pelajar yang telah bersentuhan dengan rokok cukup besar.
Kalangan orang tua dan pelaku pendidikan juga diharapkan senantiasa aktif memberikan pengertian dan pemahaman terhadap bahaya rokok.
Setiap 6 Detik 1 Orang
Tewas akibat Rokok
Memprihatinkan. Setiap 6 detik, seorang di dunia tewas akibat merokok. Hasil penelitian Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2009 itu dijadikan “ikon” dengan harapan mampu menarik perhatian masyarakat yang melintasi Bundaran Hotel Indonesia (HI), Minggu (30/5), pada peringatan Hari Antitembakau Sedunia yang digelar di jantung Kota Jakarta itu.


“Melalui peringatan itu diharapkan masyarakat sadar akan bahaya rokok bagi kesehatan,” kata Kepala Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan Lily Sulistyowati, di tengah keramaian yang memadati Bundaran HI, Jakarta, kemarin.
Mengutip hasil penelitian WHO Lily menyebutkan, tembakau telah merenggut hampir 5 juta jiwa setahun dan jumlah itu diperkirakan meningkat dua kali lipat dalam 25 tahun mendatang. Dengan tingkat konsumsi yang ada saat ini, jumlah perokok diperkirakan meningkat dari 1,3 miliar pada 2010 menjadi 1,7 miliar pada 2025.
Ditambahkan, WHO tetap menyatakan kekhawatiran atas meluasnya perokok di negara-negara berkembang, di mana 84 persen perokok dunia kini berada. “WHO memperingatkan lingkaran jahat antara tembakau dan kemiskinan, dengan pengeluaran untuk rokok sering kali melampaui pengeluaran untuk makan, kesehatan atau pendidikan,” kata Lily.
Lily menambahkan, tahun ini peringatan Hari Antitembakau Sedunia mengambil tema “saatnya perempuan mengatasi masalah merokok”. Hal itu selaras dengan hasil survei yang dilakukan Kementerian Kesehatan 2006 yang menyebutkan ada sekitar 5 persen perempuan Indonesia merokok. Perempuan diharapkan bisa menjadi agen perubahan akan kebiasaan merokok di Indonesia.
“Usia perokok juga semakin muda. Hasil survei menyebutkan, jumlah pelajar yang merokok sebanyak 37,3 persen. Bahkan, sepuluh pelajar yang ditemui mengaku pertama kali merokok sebelum usia 10 tahun,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih mengajak kaum perempuan untuk mulai meninggalkan kebiasaan merokoknya untuk kesehatan, termasuk kaum perempuan yang menjadi perokok pasif. Perempuan harus berani mengemukakan penolakan jika ada yang merokok di sekitar mereka.
Perempuan lebih rentan terhadap penyakit yang timbul karena rokok, misalkan penyakit kardiovaskuler, stroke, paru, kanker, dan kelainan kehamilan.
Perempuan dan Bahaya Rokok
Jumlah perokok Indonesia sekitar 60 juta dan jumlah perokok perempuan di perkirakan 2,1 juta. Sejauh ini memang lebih banyak pria, tapi tiap tahun jumlah perokok wanita terus meningkat.
Prevalensi jumlah perokok perempuan pada tahun 2001 adalah 1,3 persen dan naik menjadi 4,5 persen pada tahun 2004, menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2004 dalam Fakta Tembakau Indonesia. Tahun ini diperkirakan 5 persen perempuan di Indonesia yang merokok.
Makin tingginya jumlah wanita perokok tentu memprihatikan. Menurut Menteri Kesehatan, Endah Rahayu, hal itu disebabkan antara lain oleh kampanye pencitraan dari industri tembakau. Karena itu tema peringatan Hari Anti Tembakau Sedunia tahun ini mengambil tema Perempuan dan Masalah Merokok.
Selain menjadi perokok aktif, ternyata jauh lebih banyak wanita yang menjadi perokok pasif. Diperkirakan 65,6 juta wanita dan 43 juta anak-anak di Indonsia terpapar asap rokok. Hal ini terjadi karena 91 persen perokok merokok di rumah, tidak jauh dari istri dan anak-anak. Padahal, bahaya perokok pasif sama dengan perokok aktif.
Seorang wanita akan menjadi calon ibu. Bayi yang lahir dari ibu perokok beresiko mengalami cacat janin, berat badan lahir rendah, bahkan gangguan jiwa. Rokok mengandung ribuan racun yang dapat mengancam keselamatan janin, karena itu ibu yang merokok saat hamil sama dengan meracuni janin dengan sengaja.
Merokok juga menjadi pemicu berbagai penyakit, seperti kanker paru, kanker mulut rahim, serangan jantung, atau asma. Penelitian menunjukkan, wanita perokok yang menggunakan pil KB beresiko terkena serangan jantung, stroke, dan penyumbatan pembuluh darah 10 kali lebih besar dari yang bukan perokok.
Kebiasaan merokok kerap disepelekan, padahal bahaya yang ditimbulkan oleh rokok sangat nyata. Oleh karena itu, kini saatnya untuk keluar dari jeratan asap, baik sebagai perokok aktif juga pasif.
Rokok, Bagai Buah Simalakama
Aku tidak mau apa-apa!
Aku lebih suka, lebih bersih dari itu.
Aku pernah muda, aku pernah belajar
di Universitas.
Aku pernah bercita-cita.
Aku pernah menganggap diriku lelaki
Sekarang aku tidak mau apa-apa!
Tidak apa-apa selain istirahat…istirahat!
Inilah sekelumit kalimat dalam monolog Bahaya Racun Tembakau (On The Harmful Effects of Tobacco), buah karya Anton Chekov pada 1886 silam, j
uga pernah dipentaskan Zakaria M Passe, Teater Nasional di Medan pada 1970-an. Bahaya Racun Tembakau memuat gagasan realisme primitif. Berangkat dari hasrat untuk “bermain” lebih dari naluri-naluri dasar insting manusia dihadapan kenyataan hidup yang semakin miskin dari slogan Hidup yang benar-benar hidup. Monolog ini menyingkap problem kejiwaan manusia modern. Dalam artian rokok menjadi sebuah pemicu atas pelbagai konflik kejiwaan manusia; antara lelaki dan perempuan, masalah kepribadian dan keilmuan, kepribadian dan hilangnya kepribadian, keluarga dan masyarakat, juga masalah ingatan masa lalu, masa kini dan masa depan. Singkatnya, dalam monolog ini sang tokoh menyelipkan pengakuannya atas keinginannya untuk bebas dari rokok yang menggurita hidupnya. Dia ingin bebas tapi tak bisa.
Kini, perdebatan mengenai rokok masih terus terdengar. Gaungnya bukan hanya sebatas wacana semata, pun sampai pada tingkat parlemen wakil rakyat. Sayang, semuanya masih sekadar teori cakap-cakap. Rokok masih saja diminati, posisinya bahkan menjadi kebutuhan prioritas. Peringatan ancaman penyakit pada kemasan rokok pun malah dianggap barisan kalimat biasa. Parahnya, sebagian orang malah meyakini rokok bukan sebagai ancaman, namun sebagai suatu kebutuhan, sebuah syarat juga gaya hidup.
Faktanya, dalam setiap detik, di dunia ini terjadi satu kasus kematian akibat rokok. Totalnya, secara keseluruhan terdapat 4,9 juta kematian setiap tahunnya, dimana 70 persen dari jumlah itu terjadi di negara berkembang. Lembaga kesehatan dunia WHO (World Health Organization) pun memprediksikan, pada 2020 penyakit yang berkaitan dengan tembakau akan menjadi masalah kesehatan utama di dunia yang menyebabkan 8,4 juta kematian setiap tahunnya dan separuhnya terjadi di Asia. Dalam artian, kematian di Asia akibat masalah tembakau akan meningkat hampir empat kali lipat, dari 1,1 juta pada 1990 menjadi 4,2 juta pada 2020 mendatang. Hal ini diungkapkan DR. H. Delyuzar, Ahli Pathology Anatomy Sumatera Utara (Sumut). “Apakah Anda tahu, bahwa satu batang rokok mengandung 4000 bahan kimia, termasuk 43 senyawa yang diketahui terbukti menyebabkan Kanker (Karsinogen),” ucapnya, Rabu (19/5).
Dijelaskannya, bahan utama rokok terdiri atas tiga zat, yakni, Nikotin, Tar dan Karbon Monoksida (CO). Nikotin merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah. Zat inilah yang membuat seseorang menjadi candu. Sedangkan Tar mengandung bahan kimia beracun yang mengakibatkan kerusakan sel paru-paru dan menyebabkan kanker. Tak terkecuali Karbon Monoksida (CO) yang merupakan gas beracun. Gas CO yang dihisap ini menurunkan kapasitas sel darah merah untuk mengangkut oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Ketua Jaringan Kesehatan Masyarakat (JKM) Sumut, Jalan Pancing, Medan ini, rokok berdampak serius terhadap kesehatan orang yang mengkonsumsinya (perokok). Bukan hanya menjadi pemicu atas berbagai penyakit seperti kanker paru, kanker mulut, kanker organ lain, penyakit jantung, penyakit saluran pernafasan kronik dan kelainan kehamilan. Rokok juga berdampak terhadap orang-orang non perokok (perokok pasif). “Malah perokok pasif dewasa mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru dan penyakit paru lainnya. Parahnya bagi perokok pasif bayi dan anak-anak mempunyai resiko lebih tinggi untuk infeksi telinga dan sindroma kematian bayi mendadak (SID/ Sudden Infant Death Syndrome),” bilangnya.
Bahkan, sambung pria yang akrab disapa Bang Del ini, berdasarkan hasil analisis terhadap 4000 anak berusia 0-5 tahun, terungkap anak-anak yang orangtuanya merokok 10 batang sehari, jumlah kasus asmanya tinggi dan munculnya gejala asma pada anak-anak pun lebih cepat. Begitu pun bagi anak yang kembali dari Rumah Sakit (RS) setelah perawatan asma akut, penyembuhannya pun akan terganggu karena orangtua yang merokok.
Memang diakui Delyuzar, dampak bahaya rokok memang tidak serta merta. Artinya, tidak ada orang meninggal mendadak karena merokok, dampaknya tidak instant. Meskipun banyak hasil studi menunjukkan hal-hal yang mengerikan, kenyataannya, banyak perokok tidak percaya. Menurut Delyuzar, hal ini wajar saja terjadi, karena faktanya akibat buruk dari rokok bukanlah akibat yang bisa dirasakan dalam jangka waktu pendek. Namun terakumulasi sedikit demi sedikit dan baru dirasakan langsung beberapa tahun kemudian. Inilah yang membuat bahaya rokok terhadap kesehatan sulit diyakini. “Tapi percayalah, dari sisi kesehatan, bahaya rokok sudah tak terbantahkan lagi,” tegas Delyuzar.
Bagi perokok, tak mudah untuk menghentikan candu yang satu ini. Bukannya tak banyak kasus para perokok yang berupaya untuk berhenti merokok. Namun nyatanya, tak sampai sepertiga yang berhasil melakukannya. WHO sendiri mencatat, dari 75-80 persen perokok yang ingin berhenti, bahkan sepertiga diantaranya telah berupaya maksimal, hasilnya hanya sebagian kecil saja yang berhasil berhenti merokok. Malah tak jarang bagi perokok yang berhenti merokok akan kembali merokok setelah beberapa bulan kemudian.
                                           

 PENGEN TAU GURU DAN TEMAN-TEMAN SPESIALKU DI ALIYAH KLIK MA ANNUR AZZUBAIDI
 
                                                                   






 
DAPATKAN SEGALA KEBUTUHAN BAHAN POKOK DI KIOS ALNUR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar